Minggu, 10 Juni 2012

weekend sewing: play with linen

Senangnya bisa menjahit weekend ini! Setelah hampir seminggu bekerja nyaris 24 jam, maka menjahit benar-benar membuatku bahagia. Setidaknya, menjahit membuat kepalaku sedikit lebih ringan karena satu-dua ide telah terealisasi dan aku tidak perlu menyimpannya lebih lama lagi di otakku.

Intinya, sungguh weekend ini aku bahagia! Untuk pekerjaan yang menyenangkan, program-program SOKOLA yang akan kembali berjalan, dan menjahit sebagai penutup minggu yang penuh. Apalagi yang bisa kuminta?

Awalnya jumat kemarin, sepulang dari rapat tiga hari tiga malam, Pak Satpam menyambut dengan dua paket kain yang kupesan online beberapa hari sebelumnya. Malam itu juga, otakku langsung menjahit. Serius. Sebelum benar-benar bisa menjahitnya, malamnya aku bermimpi memotong dan menjahit kain-kain itu... So, paginya aku ngga perlu lagi mikirin akan dijahit apa kainnya, karena mimpiku sudah menyelesaikan semuanya :-)

Ini jahitan pertama, remote caddy untuk sofa baru kami. Kainnya linen hijau dengan motif semacam bunga. Udah lama kukecengin, tapi baru minggu lalu belinya. Aku suka motif-motif seperti ini, bukan bunga-bunga yang realis. Dan linen, adalah hal lain yang bikin aku jatuh cinta pada kain ini. Ditambah lagi, tanpa direncanakan, warnanya matching, antara remote caddy, korden, sofa sama cat temboknya...


Ini linen yang lain. Campuran katun, jadi agak tebal dan bertekstur. Beli di Mayestik, udah agak lama. Waktu itu aku punya 2-3 jam kosong dan langsung kupakai untuk kabur ke Mayestik. Motifnya ngga terlalu favorit, tapi kainnya bener-bener aku suka. Perlu waktu lama untuk akhirnya beneran menjahitnya sebagai serbet. Serbet? Aku ngga tau lagi harus jahit jadi apa. Serbet mungkin terlalu sepele, tapi linen ini memang cocok untuk serbet. Dan lagi, aku belum nemu serbet yang bener-bener bagus di toko.


Hasilnya, dua serbet makan dan satu serbet dapur. Masih ada sisanya, mungkin akan kujahit jadi serbet juga. Tapi ya, aku ngga terlalu suka mengulang jahitan sampai beberapa kali. Liat nanti, deh!


Oya, placemat ini, udah pernah aku upload belum, ya? Dan, sebetulnya aku jahit taplak meja juga. Soalnya taplak kain flores motif ayam ini udah dekil dan belum ada penggantinya kalau dicuci. Kapan-kapan mungkin aku upload taplaknya!


Minggu, 20 Mei 2012

sedikit bersenang-senang : )

Setelah minggu-minggu yang berat, weekend ini aku memutuskan untuk sedikit bersenang-senang dengan mesin jahitku. Mesin jahitku sayang, ternyata sudah hampir empat bulan tidak disentuh. Empat bulan juga membuang jauh-jauh ide-ide yang berkeliaran di kepalaku. Jadi kemarin, aku panggil lagi ide-ide itu : )

Well, hasilnya adalah korden rumah. Aku memakai dua kain dengan warna dan tema senada. Ini bikin prosesnya lebih lama, but it is fun! Warna hijau-coklatnya masuk dengan warna cat tembok. Dan yang paling  aku suka, adalah motif burung-burung pada kedua kain ini. Kain pertama, burung-burung yang hinggap di pohon, dan kain yang satu lagi, burung-burungnya di susun berbentuk motif diamond. 

So, here they are: sepasang korden untuk jendela ruang utama rumah mungil kami. Mendampingi Levi Strauss dan beberapa pajangan dari Kamoro, Toraja, Batak, dan tempat-tempat lain.



Kepalang tanggung keluarin mesin jahit, aku akhirnya menjahit satu korden lagi untuk kamar di belakang. Aku memakai kain lurik gendongan yang aku beli di Jogja. Lebarnya pas, sehingga tidak perlu menjahit sisi kanan dan kirinya. Sisi bawah juga tidak perlu dijahit karena sudah ada rumbai-rumbai dari kainnya. Sayang ngga kefoto yah. Sayang juga fotonya kebalik seperti ini. Padahal pas upload udah bener, lho, tapi hasilnya kebalik gini. Diulang-ulang juga tetep aja.


Dan post it-post it kuning itu, reminder agendaku dua bulan ke depan. Sibuk? Sepertinya begitu. Ada banyak yang harus difollow up setelah terbitnya buku The Jungle School. Selain itu, kita juga jungkir balik cari dana dan memperbaiki manajemen SOKOLA. Kerja besar. Tapi aku bisa tersenyum ketika hasilnya pelan-pelan terlihat. Senyum yang sama dengan ketika aku menyelesaikan jahitan ini.

Salam!

Rabu, 11 April 2012

intimate #19 welcome to the jungle!


Aku lupa kapan tepatnya membuat ini, barangkali sudah lebih dari enam bulan lalu. Tersimpan manis di kotak kainnku dan baru semalam aku melihatnya lagi. Tepatnya waktu aku membongkar kotak kainku karena kangen.

Kangen saja. Pada kain-kain, pada suara mesin jahit, pada benang warna-warni. Sekonyong-konyong ide-ide jahitan berkelebat di kepalaku. Sambil menyeringai seperti setan. Terus-terang, itu membuatku tersiksa. Membayangkan banyak ide jahitan tanpa aku bisa merealisasikannya, sungguh membuat tersiksa.

Tapi kondisinya memang sedang tidak memungkinkan. SOKOLA sedang bergerak cepat sekali. Banyak yang urgent untuk segera difollow up. Itu juga kenapa, blog ini sempat lama terabaikan.

Tapi tadi malam aku berhenti. Pilek membuatku berhenti sejenak. Dodi penelitian ke luar kota dan aku tiba di rumah pukul 11 malam, minum actifed, lalu tiba-tiba aku punya waktu untuk menjenguk kain-kainku. Dibongkar saja, tanpa diapa-apain. Cukup menghibur.

Lalu aku menemukan sepasang sarung bantal jungle ini. Aku pakai saja satu, sebagai obat rinduku pada rimba dan keceriannya. Satu lagi masih tersimpan. Mungkin nanti ada alasan untuk akhirnya memakainya, atau memberikannya pada seseorang. Nanti. Sekarang aku memikirkan yang lain dulu...

Rabu, 01 Februari 2012

animal in the house

Kesibukan pindah rumah begitu menyita perhatian dan energi, sekaligus menyenangkan! Aku menikmati detik-detik kami menciptakan satu demi satu detail agar bangunan ini menjadi 'rumah' bagi kami. Dari awal, kami sudah memperkirakan akan ada pertengkaran tentang ini. Dengan kesadaran itu, setiap pertengkaran diakhiri dengan senyum lebar.

Detail demi detail kami bahas. Ada yang direncanakan tapi ngga jadi-jadi, ada yang terlintas langsung direalisasi. Seperti - apa namanya ini - taplak untuk lemari es. Kami mendiskusikan warna lemari es (pemberian dari pemilik rumah, teman kami) yang terlalu 'hijau' untuk ruang utama kami. Aku memberi solusi dengan membuatkan semacam taplak penutup lemari es.

Meja mesin jahit pun dibuka di meja makan, karena kami belum selesai menata rumah. Alat-alat jahit dibongkar dari packingannya. Sulaman diselesaikan seharian, berikut tambahan tulisan "Free Tibet!" yang terinspirasi dari artikel di Kompas hari itu. Kupikir lucu juga.



Aku memakai sisa kain seprei yang dibeli di Finland. Warnanya bagus dan tidak pasaran. Bagian belakangnya pakai kain belacu halus yang tebal. Tiga kantong di bawahnya bisa dipakai untuk menyimpan benda-benda kecil seperti nota, kunci, atau korek api.



Aku suka sulamannya. Hanya, sepertinya burungnya lebih bagus lagi kalau diblok warnanya. Nantilah, kalau kotak jahit dikeluarkan lagi. Burung itu tentu saja melengkapi deretan binatang-binatang yang aku 'pelihara' di rumah ini.


Taplak ini adalah kesukaanku. Tenun ikat Flores dengan motif ayam. Cantik sekali! Aku menjadikannya taplak untuk meja makan kami. Dan cangkir motif binatang itu, aku sudah menyimpannya cukup lama. Tapi baru di rumah baru cangkir ini mulai digunakan.


Anjing-anjing ini adalah lap piring. Bahannya katun bagus. Aku ambil dari rumah kos Dilla di Finland waktu ke sana dulu! Sebelumnya, kain ini kupakai jadi penutup printer. Tapi kupikir, lebih bagus dikembalikan pada fungsi awalnya, lap piring karena di sini susah menemukan lap piring dengan kualitas katun yang bagus, menyerap air dan mudah kering.


Ini lukisan yak di atas kulit (mungkin juga kulit yak). Adalah suvenir yang aku dapatkan waktu konfrensi di Cina tahun 2010 lalu. Beberapa suvenir yang aku dapetin di sana, aku bagikan sebagai oleh-oleh. Tapi tidak lukisan yak ini. Mugnkin karena gambar yak-nya, mungkin juga karena materialnya kulit. I don't know. I just like it.

Dan kaleng gambar kura-kura ini, aku dapet di toko serba enam ribu. Hehehe... Harga pas, hati puas! : )

Entah sejak kapan aku suka figur binatang. Dulu, jaman kuliah, aku koleksi anting perak berbentuk binatang mulai dari fliper, gajah, laler, tikus, cicak, sapi... dan semuanya aku beri nama... Dan untuk rumah baru sekarang, mungkin akan ada lagi deretan binatang berikutnya. Tunggu saja ; )

Senin, 09 Januari 2012

new year, new house, new life

Selamat pagi! Entah kenapa dari kemarin ngga bisa buka www.blogger.com. Tadi juga ngga bisa, tapi terus coba-coba 'jalan belakang' dan akhirnya kebuka juga.

Pergantian tahun ini diwarnai dengan berita bahwa rumah nenek yang aku tinggali sejak tahun 2004 ini telah terbeli. Artinya, kami yang menghuni harus segera check out dalam waktu satu bulan ini. Panik? Hmmm... ngga terlalu. Aku lebih banyak merasa deg-degan, akan seperti apa hidup kami setelah ini.

Rencananya, aku dan Dodi akan mengontrak rumah seorang teman. Lokasinya di Sawangan. Jauh bener kalau dibandingkan tinggal di antara kemacetan Jakarta seperti sekarang ini. Jarak memang akan jadi tantangan pertama yang harus dihadapi, tapi aku optimis dengan lingkungan tempat tinggal kami yang baru. Letaknya di perumahan yang cukup besar dan tertata bagus, bukan sekadar rumah kecil di cluster sempit. Ada fasilitas kolam renang dan masjid di sana. Selain itu, aku bisa mengucapkan bye-bye kepada suara bajai yang selama beberapa tahun terakhir menemani tidurku, kemacetan di depan rumah, juga udara yang lebih bersih dan debu yang lebih sedikit. Tidakkah itu bagus? ; )


Terkait dengan jahitan, yah mungkin akan ada tantangan untuk mencapai Cipadu dan Mayestik. Tapi bukankah aku sudah berjalan jauh ke pelosok-pelosok negeri dan belahan lain dunia. Masa ke Cipadu aja ngga bisa?

Akhir tahun ini aku menjahit cukup banyak, sebagian di antaranya sudah di-upload. Awalnya, karena aku memutuskan untuk meliburkan diri selama akhir tahun. Ingin sebentar menjauh dari ketegangan memikirkan pendanaan untuk Sokola. Tapi akhirnya, aku menjahit karena ingin 'sedikit' meringankan container wadah kain-kainku.

Tapi...

Tapi bagaimana mungkin kontainer bisa berkurang isinya, kalau aku aktif menambah kain... Hehehe...

Ceritanya waktu libur tahun baru kemarin aku sempet ke Cipadu. Maunya cuma beli kain-kain polos, atau polka, dan sebagainya untuk paduan/lapisan dalam jahitan. Tapi, bagaimana mungkin bisa menghindari lambaian kain-kain lucu lainnya. Dan itulah yang terjadi.

Kain owl ini misalnya. Bahannya kaos dan cuma ada sepotong kurang dari 75 cm. Ngga tahan liat motifnya, aku beli juga seharga Rp 5.000. Langsung dijahit jadi atasan ini:



Sekadar berbagi, aku tidak mengubah setelan mesin jahit untuk menjahit bahan kaus ini. Mungkin agak ngga rapi. Tapi kalau dipakai juga ngga keliatan kok... Malah menjahitnya juga jadi gampang karena bahannya lentur.

Dan ini, adalah beberapa kain lain yang aku beli di Cipadu-Mayestik kemarin:


Selamat tahun baru 2012!
Aku berdoa untuk kesehatan, rizki, dan prestasi.
Untukku, untuk Dodi, untuk Sokola, dan semuanya!