Senin, 01 Januari 2018

syukur

Belum selesai menghitung segala kebaikan di tahun 2017, tahu-tahu sudah 2018. Ini gara-gara rencana menulis melow di malam tahun baru tergantikan tidur nyenyak menemani migrain, yang entah kenapa.

Tahun 2017 patut disyukuri atas semua hal-hal baik yang menggembirakan, dan hal-hal (yang saat itu mungkin) kurang baik yang mendewasakan. Tahun ini aku masih banyak melakukan perjalanan, dan kebanyakan perjalanan itu aku bersama Dodi: Jember, Jogja dua kali, Taipei-Toronto, dan 'pulang' ke rimba September kemarin. Yang harus di-highlight adalah perjalanan dengan Mama ke Singapore. Sekalipun rencana sedikit berubah, tapi aku yakin kami berdua sama-sama menikmati perjalanan ini dan sama-sama mengenal lebih dekat setelah sekitar 14 tahun tidak serumah lagi. Aku ingin mengulangnya lagi kalau ada rejeki dan kesempatan. 

Sokola masih awesome tahun ini, sekalipun berjalan seperti roller coaster. Kadang happy dengan adrenalin yang bergejolak, kadang kalang kabut menghitung saldo, dikejar deadline, dan memikirkan masa depannya :D Tapi yang terbaik, aku bekerja dengan suami dan sahabat-sahabat yang seperti keluarga. I could not ask for more.

Beberapa hal yang membuatku sedih, tentu tidak akan aku tulis di sini. Tetapi sebagaimana biasanya, dalam keadaan yang tidak menyenangkan pun aku masih dikelilingi hal-hal terbaik, yang menjadikan energi untuk tetap berpikir positif. Lagi pula, aku tidak banyak mengingat hal-hal yang tidak menyenangkan. 

Tahun 2018 tentu diawali dengan banyak doa dan harapan baik. Aku punya doa khusus yang kubisikkan siang dan malam. Tetapi begitulah semesta ini bekerja, semakin kita menginginkan sesuatu semakin kita harus berserah pada kuasa-Nya. 

Apapun nanti, terima kasih Allah, atas semua kebaikan yang menyertai (hampir) 40 tahun perjalanan hidupku. Atas orang-orang baik di sekelilingku, atas semua kemudahan di hidupku, atas semua petualangku, atas pertemuan dan setiap detik waktuku dengan Dodi, atas pekerjaan awesome, atas kerikil-kerikil yang kemudian mendewasakanku. Alhamdulillah. 




Senin, 25 Desember 2017

Red Blanket

Duh, ini sudah lama sekali. Kado untuk anaknya Lilly, Ikay, setelah masa penantian panjang. Sekarang anaknya udah mau umur dua tahun. Hehehe...

Simple quilt. Kanvas impor yang aku beli setengah meter saja berjodoh dengan kain strip merah. Dibaliknya pakai flanel kotak-kotak, juga merah. Senang sekali kalau kain-kain yang dibeli terpisah bisa menemukan jodonya...





Rabu, 25 Januari 2017

self potrait

Waktu kecil, diajak jalan-jalan ke Pasar Seni Ancol dan ngeliat banyak orang bikin siluet kepala seperti ini. Biasanya siluet kepala dibuat dari kertas hitam yang dibentuk lalu dipigura dengan dasar warna putih. Dulu penasaran banget gimana cara bikinnya, kok bisa mirip dengan orang aslinya. 

Teringat lagi dengan penasaran ini saat buka-buka pinterest dan menemukan banyak improvisasi dari siluet kepala. Langsung deh, penasaran untuk bikin. Apalagi sekarang teknologi sudah sangat memudahkan. 

Pertama, bikin foto dari samping. Aku pakai kamera yang nyambung ke HP sebagai remote control-nya. Jadi ngga terlalu susah untuk ngepasin posisi. Kalau pakai kamera HP juga bisa, tinggal pakai timer. 


Lalu, pindahin fotonya ke laptop. Nah, layar laptop kan cukup terang jadi bisa pakai kerta HVS di atas monitor laptop dan trace siluet kepala di situ. Pakai pensil 2B dan jangan terlalu kuat nekennya, sayang laptopnya. Hehehe...

Maka jadilah pola siluet kepala. Tinggal digunting mengikuti garis. 


Pola ini bisa langsung jadi siluet. Tapi karena aku mau bikin sulaman siluet, jadi pola ini yang aku blat lagi ke kain untuk disulam. 



Kebetulan ada pigura bekas kenang-kenangan pas jadi pembicara. Karena piguranya lebar, ya jadi cari ide untuk menuhin gambarnya. 

Jumat, 20 Januari 2017

selamat ulang tahun

Hari ini ulang tahun yang istimewa, karena aku melewatinya di Jember, di salah satu lokasi sekolah kami. Dusun Sumbercandik letaknya di kaki Argopuro yang berjarak hanya sekitar 19 km dari kota Jember. Kami mendapati angka buta huruf yang cukup tinggi sebelum akhirnya membuka sekolah di sini.


Sepanjang ingatanku, aku belum pernah merayakan ulang tahun di lokasi sekolah kami. Bahkan tidak juga di rimba yang sudah menjadi rumah keduaku dalam 14 tahun terakhir ini. Sebetulnya hari ini biasa-biasa saja. Mendung dari pagi dan akhirnya hujan pada siang harinya. Kami menikmati sarapan pisang goreng dan kopi hasil kebun petani di sini. Udara dingin dan tidak ada perayaan berlebihan. 



Tapi aku merasa istimewa. Sekolah-sekolah kami adalah pencapaian istimewa dalam hidupku. Ulang tahunku atau bukan, aku tetap merasa istimewa. Hanya saja, karena ini hari ulang tahunku, aku bisa menulis sambil agak mellow. 


Tak berhenti bersyukur atas berkah tak berkesudahan sampai hari ini. Atas kesempatan menjadi apa yang aku inginkan, atas proses panjang dan berbagai sandungan yang tak jarang mengecilkan hati, dan atas semua kebaikan yang menyertainya. 


Terima kasih, Tuhan!

Jumat, 02 Desember 2016

Weekend Sewing: Camera Pouch


Menjahit camera pouch ini untuk Dodi beberapa weekend lalu. Di luar dugaan, tidak butuh waktu lama untuk menjahitnya. Idenya sudah lama ada di kepala, apalagi sejak punya kain camo yang kubeli saat libur lebaran lalu di Jogja. Kain camo-nya asik. Motifnya ngga pasaran.

Seperti biasa, eksekusinya tanpa pola. Agal meleset dari rencana. Mestinya bagian atas disisakan lebih panjang agar bisa lebih rapat terlipat. Bagian dalam aku kasih kain parasut, maksudnya supaya bisa menahan air kalau (jangan sampai, sih) misalnya kehujanan atau harus kena cipratan. Tapi aku ngga pengalaman jahit kain parasut, jadinya agak meletot. Hehehe... Selain itu, rupanya juga kurang panjang, sehingga dalamannya sedikit menggantung. Rencananya sih mau direvisi nanti.

Aku juga memikirkan metode penutupnya sambil menjahit hingga akhirnya memutuskan pakai model tali ini. Mestinya pakai besi D, tapi karena besi D di rumah ukurannya lebih kecil dari tali webbing yang kupakai, jadinya pakai besi yang biasa untuk tali tas jadinya suka lepas sendiri. Mudah-mudahan sempat segera ke Mayestik untuk beli besi D yang sesuai ukurannya.

Mudah-mudahan juga, sempat dan bersemangat untuk menjahit beberapa lagi ;-