Kesibukan pindah rumah begitu menyita perhatian dan energi, sekaligus menyenangkan! Aku menikmati detik-detik kami menciptakan satu demi satu detail agar bangunan ini menjadi 'rumah' bagi kami. Dari awal, kami sudah memperkirakan akan ada pertengkaran tentang ini. Dengan kesadaran itu, setiap pertengkaran diakhiri dengan senyum lebar.
Detail demi detail kami bahas. Ada yang direncanakan tapi ngga jadi-jadi, ada yang terlintas langsung direalisasi. Seperti - apa namanya ini - taplak untuk lemari es. Kami mendiskusikan warna lemari es (pemberian dari pemilik rumah, teman kami) yang terlalu 'hijau' untuk ruang utama kami. Aku memberi solusi dengan membuatkan semacam taplak penutup lemari es.
Meja mesin jahit pun dibuka di meja makan, karena kami belum selesai menata rumah. Alat-alat jahit dibongkar dari packingannya. Sulaman diselesaikan seharian, berikut tambahan tulisan "Free Tibet!" yang terinspirasi dari artikel di Kompas hari itu. Kupikir lucu juga.
Aku memakai sisa kain seprei yang dibeli di Finland. Warnanya bagus dan tidak pasaran. Bagian belakangnya pakai kain belacu halus yang tebal. Tiga kantong di bawahnya bisa dipakai untuk menyimpan benda-benda kecil seperti nota, kunci, atau korek api.
Aku suka sulamannya. Hanya, sepertinya burungnya lebih bagus lagi kalau diblok warnanya. Nantilah, kalau kotak jahit dikeluarkan lagi. Burung itu tentu saja melengkapi deretan binatang-binatang yang aku 'pelihara' di rumah ini.
Taplak ini adalah kesukaanku. Tenun ikat Flores dengan motif ayam. Cantik sekali! Aku menjadikannya taplak untuk meja makan kami. Dan cangkir motif binatang itu, aku sudah menyimpannya cukup lama. Tapi baru di rumah baru cangkir ini mulai digunakan.
Anjing-anjing ini adalah lap piring. Bahannya katun bagus. Aku ambil dari rumah kos Dilla di Finland waktu ke sana dulu! Sebelumnya, kain ini kupakai jadi penutup printer. Tapi kupikir, lebih bagus dikembalikan pada fungsi awalnya, lap piring karena di sini susah menemukan lap piring dengan kualitas katun yang bagus, menyerap air dan mudah kering.
Ini lukisan yak di atas kulit (mungkin juga kulit yak). Adalah suvenir yang aku dapatkan waktu konfrensi di Cina tahun 2010 lalu. Beberapa suvenir yang aku dapetin di sana, aku bagikan sebagai oleh-oleh. Tapi tidak lukisan yak ini. Mugnkin karena gambar yak-nya, mungkin juga karena materialnya kulit. I don't know. I just like it.
Dan kaleng gambar kura-kura ini, aku dapet di toko serba enam ribu. Hehehe... Harga pas, hati puas! : )
Entah sejak kapan aku suka figur binatang. Dulu, jaman kuliah, aku koleksi anting perak berbentuk binatang mulai dari fliper, gajah, laler, tikus, cicak, sapi... dan semuanya aku beri nama... Dan untuk rumah baru sekarang, mungkin akan ada lagi deretan binatang berikutnya. Tunggu saja ; )