Ini late post. Sekitar tiga minggu yang lalu. Menjahit selalu membuatku bahagia. Ada binar-binar di mata, kata Dodi. Juga ide-ide dalam kepala yang terus menggelinding. Menyenangkan bisa menuangkan ide, pada saat ia muncul. Kebetulan, selain weekend, di minggu itu ada dua tanggal merah. Memperpanjang waktu menjahitku.
Pertama adalah apron, kado ulang tahun untuk Iki. Sebetulnya ini sudah kujanjikan - ke ibunya tentu - lebih dari dua tahun lalu. Iki suka masak. Dari dua tahun lalu, hingga sekarang, masih suka memasak. Makanya aku dengan senang hati menjahitkan apron ini.
Apronnya kubawa di perayaan ulang tahun bersama beberapa teman SOKOLA sekaligus house warming rumah Hanoy di Cibitung. Beberapa kali setiap bulan Mei, ada perayaan ulang tahun bersama. Sponsornya bergantian. Ulang tahun mungkin bukan yang utama, tetapi menjadi alasan kami untuk berkumpul. Seperti keluarga.
Dan quilt tote bag ini, idenya muncul tiba-tiba. Langsung dijahit hari itu juga. Aku penasaran teknik quilt, menggabungkan tiga material. Aku pakai busa untuk bagian tengahnya. Efek menggelembung ini yang aku cari.
Agak mengherankan karena sebelumnya aku ngga suka quilt. Setidaknya dari yang pernah aku lihat selama ini, hampir semua bunga-bunga dengan warna lembut. Atau penggunaan busanya kadang malah bikin jelek. Makanya aku penasaran untuk bikin quilt bag, tapi sesuai seleraku. Aku cukup puas.
Selain apron dan quilt bag, aku merampungkan menggabungkan selimut bayi yang aku jahit beberapa minggu sebelumnya. Lalu juga muncul ide spontan untuk membuat selimut bayi (agak besar ukurannya, mungkin bisa dipakai sampai balita) hijau ini setelah menemukan kain katun hijau dengan empat motif polka dan gingham check. Menggabungkan dengan kain-kain lama yang sudah ada. Bahagia rasanya kalau kain-kain lama akhirnya menemukan jodohnya dalam satu jahitan yang keren.
Dua selimut itu masih membutuhkan finishing manual, hand stitch. Nanti kalau selesai, pasti aku posting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar