Hey, I am back!
Aku baru keluar rimba. Berbeda dari kunjungan sebelumnya yang cuma melulu di Makekal Hulu - lokasi Sokola Rimba kami - dan sekitarnya, kali ini aku berjalan melintasi separuh hutan Bukit Dua Belas ini. Berjalan kaki: 5 teman seperjalanan, 4 hari, 53 km, dan 90 pacet.
And here are what I've found:
Tim seperjalanan. Minus fotografer tentunya, tapi dia ada di foto berikutnya. Fotonya diambil di lokasi bermalam kami yang ke dua, di Air Behan. Lokasi terbaik selama perjalanan. Di sekitar camp kami adalah bekas-bekas rumah Orang Rimba yang ditinggalkan melangun. Rupanya baru ada beberapa kematian di sini. Dari ladang-ladang mereka, kami mendapatkan makan malam daun singkong.
Ini caraku melewati batang titian menyeberang sungai. Lebih aman untukku yang bermasalah dengan keseimbangan :p Beberapa sungai yang tidak terlalu lebar, meski dengan kayu titian yang lebih kecil, berhasil aku seberangi dengan jalan biasa, dengan bantuan Mijak.
Pedicure begitu berhenti untuk bermalam. Membersihkan luka-luka perjalanan agar tidak infeksi. Banyak sekali luka untuk pejalan yang suka nubruk-nubruk sepertiku: kena pacet, kena duri, atau bentol karena digigit selembedo - jenis semut yang kalau menggigit rasanya seperti tersundut bara api. Bayangkan kalau yang gigit lima ekor selembedo sekaligus. Dan itu terjadi padaku.
Untungnya selembedo jarang-jarang. Tidak seperti pacet yang senantiasa menemani perjalanan. Kami masing-masing punya cara untuk menyiksa pacet, apalagi kalau binatang itu sudah berhasil mengisap darah kami. Aku lebih suka memutus pacet dengan tangan kosong, atau kalua mau lebih kejam pakai gunting pisau victorinox. Kadang dibakar pakai korek api atau disundut rokok. Kak Butet biasanya suka gigit pacet kalau sudah sebel sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar